Tugas Terstruktur 2 (Artikel) (Reviewing the use of Geographic Information System (GIS) to measure Sustainable Urban Transport performance)
Reviewing the use of Geographic Information System (GIS) to measure Sustainable Urban Transport performance
Meninjau Penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk Mengukur Kinerja Transportasi Perkotaan yang Berkelanjutan
Nadi, P. A and A. K. Murad. Jurnal Geoscience, Rekayasa, Lingkungan, dan Teknologi. 2017. 171-178. padiatna@stu.kau.edu.sa
Nadi, P. A and A. K. Murad. Jurnal Geoscience, Rekayasa, Lingkungan, dan Teknologi. 2017. 171-178. padiatna@stu.kau.edu.sa
Nama Anggota Kelompok 5 SIG :
1. Lutfiah Nabilah (18025010009)
2. Aprilia
Setya K. (18025010018)
3. Marcellino
Althaf (18025010021)
4. Kiki
Adelia P. (18025010040)
A.
PENDAHULUAN
Lingkungan
merupakan tempat tinggal dimana kelestariannya harus tetap terjaga untuk
dinikmati di masa mendatang. Lingkungan yang nyaman akan memberikan
kesejahteraan terhadap masyarakat. Selain lingkungan, masyarakat juga
membutuhkan transportasi untuk mengantarkannya sampai ke tempat tujuan.
Transpotasi merupakan kebutuhan primer masyarakat yang mempermudah kehidupan
sehari – hari. Semakin bertambahnya populasi maka kebutuhan transportasi
semakin meningkat.
Kinerja
transportasi di perkotaan seharusnya diukur sebagai acuan di masa mendatang.
Sistem Informasi Geografik (SIG) dapat dignakan dalam metode penelitian. Beberapa teknik
analitik untuk menilai hubungan antara penggunaan lahan (bentuk perkotaan) dan
transportasi yaitu statistik deskriptif (eksploratif dan grafis metode),
pemetaan spasial, statistik spasial, perjalanan fungsi preferensi, analisis
regresi, seleksi model prediksi yang sesuai berdasarkan seri waktu data sensus
dan penerapan model perjalanan skenario untuk distribusi penggunaan lahan.
Klasifikasi aplikasi SIG untuk penggunaan transportasi perkotaan ada dua macam.
Klasifikasi tersebut yaitu klasifikasi pencarian berdasarkan pendekatan GIS dan
klasifikasi alat dan fungsi SIG untuk mengukur kinerja transportasi.
B.
KLASIFIKASI APLIKASI SIG
a. KLASIFIKASI
PENCARIAN BERDASARKAN PENDEKATAN SIG
1.
Aksesibilitas
Aksesibilitas merupakan ukuran kemudahan lokasi
untuk dijangkau dari lokasi lainnya melalui sistem transportasi. Ukuran
keterjangkauan atau aksesibilitas meliputi kemudahan waktu, biaya, dan usaha
dalam melakukan perpindahan antar tempat-tempat atau kawasan. Kemudahan
akses tersebut diimplementasikan pada bangunan gedung, lingkungan dan fasilitas umum lainnya. Aksesibilitas
juga untuk mengidentifikasi
rute transportasi, untuk menghitung dan memetakan limpahan regional, nilai
potensi ekonomi, serta untuk mengukur agregat aksesibilitas untuk menentukan
lokasi terdekat.
2.
Polusi Suara
Polusi suara menjadi
topik tren di bagian transportasi berkelanjutan seiring dengan pesatnya
pertumbuhan kepemilikan kendaraan pribadi pada warga kota. Beban jalan tidak
hanya dipengaruhi oleh polusi konstruksi dan udara, tetapi juga pada
peningkatan kebisingan sebagai efek mesin kendaraan. Dalam hal ini tingkat polusi udara juga bisa
untuk menghitung area polusi suara, untuk
memodelkan dampak lingkungan dari berbagai skenario lalu lintas jalan.
3.
Konsumsi
Energi
Konsumsi energi dalam
penugasan lalu lintas, dieksplorasi dengan pemanfaatan SIG untuk definisi
kebijakan, simulasi dan analisis lalu lintas, konsumsi energi dan pemodelan
emisi polutan, dan evaluasi dari dampak lingkungan dan skenarionya. Sehingga
dapat mengetahui keadaan jalan yang akan dilewati.
4.
Transportasi
Umum
Transportasi umum (dikenal pula sebagai transportasi publik
atau transportasi massal) adalah layanan angkutan penumpang oleh system perjalanan
kelompok yang tersedia untuk digunakan oleh mayarakat umum. Biasanya dikelola
sesuai jadwal, dioperasikan pada rute yang telah ditetapkan, dan juga dikenakan
biaya untuk setiap perjalanan untuk representasi dari jaringan transportasi
multimoda, untuk menyajikan data dalam analisis spasial, untuk jaringan jalan yang
disajikan,
untuk
menilai tingkat layanan dari sistem transportasi bus umum yang ada, serta untuk
mengidentifikasi elemen jaringan yang kurang.
5.
Lalu Lintas dan Jaringan
Jalan
Aplikasi SIG berfungsi untuk representasi jaringan
transportasi multimoda menjadi realistis, untuk memodelkan jaringan jalan, identifikasi jalur
terpendek, jangkauan layanan, perencanaan rute, dan analisis dibantu jaringan transportasi, untuk menyajikan pola simulasi arus lalu
lintas dan karakteristik sistem transportasi, untuk menilai tingkat layanan dari sistem
transportasi bus umum yang ada,
untuk
menganalisis dampak kemacetan lalu lintas pada kecelakaan di jalan. Sehingga dapat
mengetahui rute perjalanan yang aman bagi pengendara. Hal tersebut diharapkan
agar tidak terjadi hal buruk yang dialami pengendara kendaraan.
6.
Infrastuktur
Transportasi
Infrastruktur
transportasi adalah teknik dan praktek konstruksi untuk menciptakan sistem yang
memundahkan orang dan barang dari satu tempat ke tempat lainnya.
Infrastruktur transportasi meliputi: jalan raya, rel kereta api,
landasan pesawat, saluran air, kanal, jaringan pipa dan terminal seperti
bandara, stasiun kereta api, halte bus dan pelabuhan. Aplikasi SIG sebagai alat presentasi untuk
mempresentasikan hasil analisis dengan analisis klasifikasi, mendukung penanganan data spasial dari
citra penginderaan jauh dan mengintegrasikannya dengan gambar lain dan data tambahan
dari berbagai sumber. Hal inilah yang digunakan untuk memperkirakan permintaan
perjalanan dalam kolaborasi antara SIG berbasis dan model regresi spasial. Sehingga
pengendara dapat mengetahui kondisi jalan suatu wilayah yang dilewatinya.
b. KLASIFIKASI
OLEH ALAT DAN FUNGSI SIG UNTUK MENGUKUR KINERJA TRANSPORTASI
1. Geocoding
Geocoding
merupakan data SIG yang digunakan untuk membuat titik pada peta pada suatu
lokasi. Geocoding dapat dilakukan menggunakan GPS. Nilai skala pada GPS yang
semakin kecil maka semakin menunjukkan akurat letak lokasi tersebut. Penggunaan
geocoding dapat mempermudah kinerja transportasi karena dapat menunjukkan letak
suatu lokasi. Selain itu dapat digunakan untuk mengidentifikasi
lokasi tempat di peta dan untuk membuat poin pada peta dari daftar alamat Contoh hasil geocoding yaitu seperti google maps.
2. Analisis
Jaringan
Analisis jaringan mencakup fungsi
dasar dalam SIG. Analisis jaringan digunakan untuk mengukur aksebilitas atau
mengukur kemudahan lokasi yang dijangkau dari suatu lokasi ke lokasi lainnya melalui sistem transportasi. Fungsi
analisis jaringan yaitu untuk menentukan lokasi untuk menentukan tingkat
aksesibilitasnya, untuk menghitung panjang setiap tautan jaringan dari
geometri, untuk memperkirakan polutan utama dari jaringan jalan, model lalu
lintas untuk pemetaan arus lalu lintas, untuk simulasi dan analisis lalu
lintas, untuk menghadirkan jaringan jalan, untuk menilai tingkat layanan dari
sistem transportasi bus umum yang ada, untuk mengidentifikasi elemen jaringan
yang kurang. Analisis jaringan menggunakan metode remote sensing sehingga dapat
memperlihatkan kondisi jalanan pada saat tertentu. Analisis jaringan dapat juga
digunakan untuk model lalu lintas untuk pemetaan arus lalu lintas, simulasi dan
analisis lalu lintas.
3. Analisis
Buffer atau Penyangga
Analisis buffer dalam SIG berfungsi
untuk menunjukkan suatu objek spasial yang berada dalam jarak tertentu di
sebuah area. Dapat juga digunakan untuk representasi ruang-waktu kerangka
geografi isochrones (garis sama waktu perjalanan) adalah cara alami. Fungsi
analisis buffer untuk menentukan area objek berdasarkan jarak yang ditentukan
dari objek lain dan untuk mengevaluasi aksesibilitas setiap lokasi sesuai
dengan faktor jarak Analisis buffer juga digunakan untuk mendefinisikan area objek berdasarkan
yang ditentukan jarak dari objek lain. Selain itu juga untuk mengevaluasi
aksesibilitas lokasi mana pun menurut dengan faktor jarak.
4. Thiessen
Thiessen poligon adalah metode
interpolasi yang secara tepat mengasumsikan bahwa nilai dari lokasi yang belum
disample adalah sama dengan nilai dari titik sample terdekat. Thiessen polygon
dibuat dengan membagi garis yang bergabung dengan titik sekitar terdekat,
menggambar daerah tegak lurus melalui garis ini dan lalu menggunakan daerah
tersebut untuk mendapatkan ujung-ujung polygon (Laurini dan Thompson, 1992).
Penggunaan paling umum dari Thiessen polygon adalah untuk menentukan batas
teritori suatu daerah dari suatu set titik. Meskipun Thiessen poligon dapat
digambar disekitar observasi kemiringan, namun ini bukan merupakan metode yang
paling tepat karena data kemiringan berubah secara berangsur-angsur bukan suatu
properti yang terjal atau curam.
5. Alokasi
Garis Lurus (SLA)
Teori lokasi merupakan ilmu yang
menyelidiki tentang tata ruang (spasial order) kegiatan ekonomi.
Fungsi Alokasi Garis Lurus ini untuk mengidentifikasi pelanggan / klien yang
dilayani oleh layanan, untuk mengidentifikasi rumah sakit atau pusat kesehatan
terdekat, untuk menemukan daerah dengan kekurangan hidran dan untuk menemukan
area yang tidak dilayani oleh rantai supermarket. Teori lokasi dapat diartikan
pula sebagai ilmu tentang alokasi secara geografis dari sumber daya yang
langka, serta hubungannya terhadap lokasi berbagai macam usaha atau kegiatan lain
seperti akses spasial dan model lokasi-alokasi, untuk solusi alternatif
perancangan tata ruang dan distribusi pelayanan kesehatan masyarakat yang tidak
merata dan tidak tertangani.
6. Analisis
Hamparan
Analisis hamparan untuk
mempresentasikan hasil dari analisis yang telah diperoleh. Hasil analisis dapat
berupa peta. Fungsi analisis hamparan yaitu untuk
mendapatkan lapisan yang memiliki data kabupaten seperti ukuran populasi dan
pusat kesehatan proximitst.
7. Metode
Klasifikasi
Klasifikasi (reclassify), yaitu
suatu kegiatan yang mengklasifikasikan kembali suatu data hingga pada akhirnya
menjadi sebuah data spasial yang baru dan berdasarkan pada kriteria atau
atribut tertentu. Objek dengan struktur atribut yang sama dapat dikategorikan
ke dalam kelas dengan metode ini. Misalnya, metode klasifikasi digunakan untuk
mengidentifikasi tingkat aksesibilitas ke fasilitas perawatan kesehatan dan
untuk mengidentifikasi tingkat aksesibilitas ke fasilitas perawatan kesehatan.
Metode klasifikasi spasial dapat menjadi alat efektif dalam pendeskripsian sebaran
spasial sumberdaya fisik wilayah secara lebih sederhana namun memiliki arti
yang memadai.
C.
KESIMPULAN
Aplikasi SIG dalam studi kinerja
transportasi perkotaan dapat diklasifikasikan berdasarkan alat dan fungsi SIG
untuk mengukur transportasi yaitu fungsi geocoding, fungsi analisis jaringan,
fungsi analisis buffer atau penyangga, fungsi thiessen, fungsi alokasi garis
lurus, analisis hamparan dan metode klasifikasi. Klasifikasi tersebut memudahkan
pengendara mendapatkan informasi rute dan lalu lintas jalan yang dibutuhkan.
Komentar
Posting Komentar